2 mins read

Jalur Masuk Pintu Kedua Tempat Dimana 4 Jenis Ubur-ubur Di Pulau Kakaban Diresmikan Bupati dan Wabup


TANJUNG REDEB- Peresmian pintu masuk kedua yang pekerjaannya telah rampung di pulau Kakaban kampung payung-payung kecamatan Matua. Tempat dimana 4 jenis Ubur-ubur yang tidak menyengat yang meniadi salah satu kebanggaan wisata pemkab Berau diresmikan Bupati Berau, Sri Juniarsih Mas dan Gamalis pada Kamis (20/6/24). Bupati dan Wakil Bupati Berau serta kadisbudpar Berau H Ilyas Nasir menyusuri jalan baru yang lumayan jauh.” Kami melakukan peninjauan jalan masuk ke lokasi tempat dimana ubur-ubur berada. Lumayan cukup melelahkan, akan tetapi pengujung yang datang nantinya, akan mendapatkan akan terpesona dan melihat ubur-ubur 4 jenis yang tidak menyengat”ujar bupati Sri Juniarsih Mas.
Ia juga memastikan jalur yang dibangun sesuai dengan standar keselamatan dan pemenuhan fasilitas khususnya kepada wisatawan lokal maupun mancanegara yang datang ke pulau kakaban.
Pemkab Berau serius memberikan perhatian kepada tempat wisata yang ada di kabupaten Berau. Untuk pekerjaan jalan masuk menuju tempat ubur-ubur ini menelan biaya sebesar Rp 3,8 Miliar lebih untuk memaksimalkan jumlah kunjungan wisatawan.
Ia berharap agar pemerintah kecamatan dan aparat kampung payung-payung dan bekerja sama dengan Polsek, Babinsa serta TNI AL bisa menjaga dan mengawasi kawasan Pulau Kakaban ini. “Berau bisa berbangga khususnya masyarakat Maratua karena wisata di Pulau Kakaban ini merupakan salah satu jenis wisata yang unik dan hanya ada tiga di dunia.
Kadisbudpar Berau H Ilyas Nasir kepada nittzen id mengatakan untuk sementara jalan masuk menuju tempat dimana ubur-ubur berada baik jalur masuk pertama dan kedua ini belum dibuka untuk umum. Hal ini dikarenakan masih ada proses penelitian.
Disbudpar bekerja sama dengan kampung payung-payung akan memberlakukan biaya masuk atau retribusi. Hasilnya akan dipergunakan untuk memaksimalkan pemeliharaan lokasi wisata. “ Dalam waktu dekat akan mengundang kecamatan Maratua, kampung payung-payung dan pemilik lahan duduk bersama menentukan biaya masuk. Karenaharap ini untuk kepentingan masyarakat juga. Disamping juga bisa menjadi Pendapatan Asli Kampung (PAK),” jelas Ilyas Nasir.(N. Sandi/Bram).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *