Musim Kemarau Tiba, Tim ERG PT Berau Coal Melakukan Pemadaman Karhutla yang terjadi disejumlah wilayah di Kabupaten Berau.
3 mins read

Musim Kemarau Tiba, Tim ERG PT Berau Coal Melakukan Pemadaman Karhutla yang terjadi disejumlah wilayah di Kabupaten Berau.

Nettizen.id, TANJUNG REDEB -Pencegahan dan pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Kabupaten Berau, setiap musim kemarau tiba akan terjadi pembakaran lahan milik petani. Dan jika terjadi pembakaran lahan, kabut tebal akan terjadi selain mengganggu penglihatan juga bisa menjadi satu penyakit. Untuk tidak terjadi hal tersebut semua pihak harus terlibat baik itu Aparat penegak hukum, Pemkab Berau, kecamatan maupun kampung dan sejumlah perusahaan yang ada di wilayah kabupaten Berau.

Emergency Response Group (ERG) PT Berau Coal turut aktif dalam proses penanganan titik api khususnya yang berada di sekitar area operasional perusahaan termasuk lahan masyarakat yang terjangkau dari area operasi. ERG PT Berau Coal telah memadamkan 36 titik api di sekitar area operasi Binungan, Suaran, Gurimbang, dan Lati dari tanggal 13 hingga 17 September 2024.
Memasuki musim kemarau dengan cuaca panas yang terik disertai dengan angin yang kencang mendorong peningkatan titik api (hotspot) di Kabupaten Berau yang memicu terjadinya Kebakaran Hutan dan Lahan. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kalimarau menyampaikan pada 16 September yang lalu bahwa terdapat 170 hotspot terpantau di Kabupaten Berau.

Emergency Response Group Manager PT Berau Coal,Andi Henry Achmad menyampaikan, upaya-upaya yang dilakukan oleh perusahaan untuk membantu pemerintah dalam pencegahan dan pengendalian kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di Kabupaten Berau.
“Saat ini tim ERG PT Berau Coal telah melakukan pemadaman titik-titik api dan juga kejadian karhutla yang terjadi di sekitar area operasional perusahaan mengingat cakupan areanya cukup luas”, ucap Henry.
Henry menceritakan bahwa upaya pemadaman api yang telah dilakukan juga tidak mudah saat ini karena peningkatan titik api yang terjadi.
“Alhamdulillah tim saat ini dapat melakukan pemadaman titik-titik api untuk mencegah meluasnya terjadinya karhutla. Kami bersama mitra kerja ada PAMA, ada KDC, BUMA, berkolaborasi dalam penyediaan personil, sarpras dan water truck dalam penanggulangan ini. Namun memang upaya ini tidak mudah karena peningkatan titik api terus terjadi. Setiap harinya kami melakukan patroli dan upaya pemadaman” jelas Henry.


Ia juga menyampaikan bahwa PT Berau Coal memiliki komitmen secara aktif terus mendukung upaya pemerintah dalam menanggulangi kebencanaan, termasuk kasus karhutla yang saat ini mengalami peningkatan.
“Komitmen kami untuk terus membantu pemerintah secara aktif dalam penanggulangan bencana khususnya melalui upaya tim tanggap darurat yang kami miliki. Kami berupaya untuk melakukan penanganan-penanganan tersebut mulai dari sekitar area operasional perusahaan termasuk lahan masyarakat yang dapat kami jangkau dari area operasi” kata Henry.
Selama lima hari melakukan pemadaman, ERG PT Berau Coal telah bekerja keras di lapangan dan berhasil mengendalikan 36 titik api. Capaian ini merupakan hasil dari langkah-langkah yang terencana mulai dari mitigasi hingga pemadaman.

Menurutnya, penanganan ini butuh kolaborasi seluruh pemangku kepentingan termasuk masyarakat sekitar untuk dapat menjaga dan mengamankan mulai dari area-area di sekitarnya terhadap potensi terjadinya karhutla serta berkoordinasi dengan instansi terkait. PT Berau Coal juga terus berkoordinasi dengan BPBD Berau dan pihak terkait dalam penanganan karhutla ini agar tidak meluas.
Salah satu hal yang juga dapat dilakukan oleh masyarakat untuk membantu pencegahan peningkatan kasus kebakaran hutan dan lahan adalah tidak melakukan pembersihan lahan dengan cara membakar.
Bupati Berau Sri Juniarsih Mas mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk mendukung pemerintah dalam menangani masalah Karhutla. Perlu kerjasana semuanya antara aparat kepolisian, kodim, Kehutanan BPBD, dan lapisan masyarakat. Perlu ada pemahaman lebih oleh masyarakat dalam memahami kesulitan pemerintah dalam menangani masalah ini.“Seperti tidak hentinya aparat melakukan sosialisasi, BPBD dan lainnya mengingatkan” kata Sri Juniarsih Mas. (ADV. Bram)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *