2 Titik Tambang Koridor Di Jalan Bujangga Dan Jalan Kedaung Serta Penyempitan Saluran Air menjadi Indikotor penyebab utama dari banjir yang terjadi di Dijalan Bedungun, Kedaung Dan Teluk Bayur, Perlu Perhatian khusus Pemkab Berau Atas Permasalahan ini.
1 min read

2 Titik Tambang Koridor Di Jalan Bujangga Dan Jalan Kedaung Serta Penyempitan Saluran Air menjadi Indikotor penyebab utama dari banjir yang terjadi di Dijalan Bedungun, Kedaung Dan Teluk Bayur, Perlu Perhatian khusus Pemkab Berau Atas Permasalahan ini.

Nettizen.id, Berau – Hampir 30 tahun lamanya kejadian banjir yang terjadi beberapa waktu lalu di Jalan Bujangga Dan Kedaung baru terjadi. Bukan karena pekerjaan parit yang dilakukan Pemerintah Kabupaten (Pemkab). Akan tetapi kesalahan ini terjadi adalah faktor manusia, dimana dulunya hamparan jalur air sungai dulu lebar sekarang bertambah sempit karena masyarakat kurang sadar mereka melakukan penambahan pembangunan rumah sehingga jalur pembuangan air makin menyempit.
Dan faktor lainnya adanya penambangan ilegal di dua titik di kecamatan Tanjung Redeb yakni Bujangga Dan Kedaung sehingganya ketika hujan deras walaupun hanya sekitar 20 menit akan terjadi banjir seperti yang terjadi beberapa waktu lalu.

“Saya sudah tinggal 30 tahun di jalan Bujangga ini, belum pernah melihat Banjir sepanjang 15 cm hingga 30 cm dan masuk rumah warga, padahal jika dilihat tingginya pekerjaan parit yang dilakukan Pemkab Berau tidak sanggup mengalirkan air luapan dari daratan. Ini kemungkinan di dataran tinggi bujangga dan Kedaung pernah ditambang secara ilegal.”kata Said.

Ia juga mengetahui persis sembilan titik tambang batu bara ilegal ini masih aktif beroperasi atau sudah berhenti.“Tapi yang di Padat Karya berhenti. Di kedaung masih (beroperasi),” katanya.
Dia merinci, dari Sembilan titik tambang batu bara ilegal itu tersebar di tiga kecamatan. Di Kecamatan Gunung Tabur ada 3 lokasi, Kecamatan Teluk Bayur 5 titik lokasi, dan Kecamatan Tanjung Redeb 2 lokasi.
Area terbuka untuk tambang dikawasan atas kedaung itu perjanuari kemarin 240ha.Luasannya 53% dari total area subdas kedaung lebih separoh tambang bos. Mencari jalan keluar bagaimana semuanya terlibat baik itu, Pemkab dalam hal ini kecamatan, kelurahan, RT dan masyarakat. Karena dengan adanya koordinasi semuanya akan ditemukan bagaimana solusi terbaik mengenai banjir yang terjadi di jalan Bujangga, Kedaung dan Teluk Bayur…

BERSAMBUNG..(Bram)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *