Nettizen.id, BERAU – Harapan warga Biduk-Biduk untuk menikmati mulusnya jalan baru ternyata hanya sebatas mimpi. Proyek pengaspalan jalan poros Teluk Sulaiman–Teluk Sumbang, Kabupaten Berau, yang menelan anggaran puluhan miliar rupiah dari APBD, kini tampak mengenaskan — retak, berlubang, bahkan hancur di sejumlah titik.
Dari pantauan langsung Media Nettizen.id, sepanjang ruas jalan poros tersebut sudah banyak ditemukan kerusakan serius. Beberapa bagian aspal tampak mengelupas, bergelombang, dan rawan membahayakan pengendara. Ironisnya, papan informasi proyek (PIP) yang biasanya memuat nama kontraktor, waktu pelaksanaan, serta nilai proyek, kini raib entah ke mana.
Seorang warga, Aba (35), tak bisa menyembunyikan kekecewaannya saat ditemui di lokasi.
“Jalan ini baru selesai dikerjakan, tapi sudah rusak parah. Dari ujung sampai ujung penuh retakan dan lubang. Kalau begini, pengendara bisa celaka kapan saja,” ucapnya dengan nada geram.
Warga menduga, pengerjaan proyek dilakukan asal-asalan tanpa memperhatikan standar teknis dan kualitas material.
“Jangan tunggu ada korban dulu baru ada tindakan. Uang rakyat yang dipakai besar, tapi hasilnya memprihatinkan. Kami minta aparat hukum turun tangan!” tegas Aba.
Kondisi jalan baru yang rusak parah ini sontak menjadi buah bibir di kalangan masyarakat Berau. Banyak warga menilai bahwa proyek bernilai fantastis tersebut justru menimbulkan tanda tanya besar: ke mana kualitas yang dijanjikan?
Publik pun mendesak agar Kejaksaan dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) segera memeriksa proyek ini. Mereka menduga ada indikasi ketidakwajaran dalam pelaksanaan dan penggunaan anggaran.
Kini, sorotan tajam publik mengarah pada Pemerintah Kabupaten Berau dan pihak kontraktor pelaksana. Warga berharap, ada tindakan tegas dan transparan agar dana publik tidak kembali terbuang sia-sia atas proyek yang diduga hanya dikerjakan sekadar menggugurkan kewajiban.
“Kalau jalan baru saja sudah rusak begini, bagaimana nanti nasibnya setelah musim hujan datang?” keluh warga lainnya.

Kerusakan jalan poros Teluk Sulaiman–Teluk Sumbang menjadi simbol nyata kekecewaan masyarakat terhadap proyek infrastruktur yang tak berpihak pada rakyat, sekaligus cambuk bagi pemerintah daerah agar lebih tegas dalam mengawasi setiap rupiah uang rakyat yang digelontorkan.
(Bram/Nettizen.id)
